Halo, selamat hari sabtu =)
Siapa yang tidak tahu kisah klasik tentang Adam dan Hawa? Siapa pula yang tidak tahu mitologi Yunani yang mengisahkan Pandora dan kotaknya? Saya rasa kebanyakan dari kita mengetahui bahwa karena Hawa-lah (meskipun sebenarnya karena Iblis yang menghasut Hawa dan ada kemungkinan Adam itu termasuk suami takut istri) sekarang umat manusia menjalani kehidupan mortal di bumi. Karena Pandora-lah kejahatan dan keburukan menjadi merajalela di muka bumi. Dan katanya ada tiga hal yang mampu menjatuhkan dan melumpuhkan pria, satu diantaranya adalah wanita, setidaknya William Shakespeare setuju dengan hal itu; maka lahirlah sebuah drama tragedi yang bertitel Macbeth.
Dalam drama ini, karakter wanita
utama memiliki peran penting dalam perkembangan karakter Macbeth. Karakter
wanita yang pertama adalah tiga penyihir yang Macbeth temui dalam perjalanan
pulangnya dari medan perang. Penyihir ini meramalkan bahwa Macbeth, yang saat
itu bergelar Thane of Glamis (menurut Wikipedia Indonesia, thane itu semacam gubernur), akan segera menjadi Thane of Cawdor dan tidak
lama lagi akan menjadi raja. Pada awalnya Macbeth tidak percaya pada para
penyihir, karena pada saat itu penyihir dianggap makhluk yang jahat dan aneh (wanita tapi berjenggot).
Namun setelah mendengar berita bahwa dirinya benar-benar diangkat menjadi Thane of Cawdor
oleh sang raja sendiri, Macbeth pun mulai berpikir mungkin para penyihir itu
benar dan mungkin juga ia kelak akan menjadi raja. Dan satu-satunya cara
menjadi raja adalah dengan membunuh Duncan yang sedang menjabat pada saat itu. Agar ramalan para penyihir itu terwujud, bersama istrinya,
Macbeth mulai merencanakan pembunuhan.
Karakter wanita yang kedua adalah
Lady Macbeth, seorang istri yang ambisius. Karena
tahu sifat suaminya yang plin-plan dan lembek, Lady Macbeth pun memanipulasi Macbeth
dengan mempertanyakan kejantanan suaminya saat Macbeth takut dan ragu
akan rencana pembunuhan Duncan. Terprovokasi oleh hasutan istrinya, Macbeth pun
kemudian ingin membuktikan bahwa dirinya adalah pria sejati dan kemudian
melancarkan pembunuhan atas Duncan. Karena kemampuannya dalam menghasut dan memanupulasi, Lady Macbeth bahkan disebut oleh seorang kritikus sastra bahwa dialah penyihir yang sebenarnya.
Setelah membunuh Duncan dan
menjadi raja, Macbeth tidak segan melakukan pembunuhan-pembunuhan lainnya. Lady
Macbeth yang menjadi depresi setelah pembunuhan Duncan dan melihat suaminya
berubah menjadi begitu ambisius dalam mengejar kekuasaan, akhirnya mati bunuh
diri. Macbeth pun mulai dibenci oleh rekan-rekan sesama thane-nya. Tercetuslah
perang melawan Macbeth. Dan pada akhir kisah, Macbeth pun menyadari bahwa ia
salah mengartikan ramalan penyihir dan akhirnya mati di tangan Macduff yang
lahir secara sesar (yang Macbeth tahu ia tidak akan terbunuh oleh siapapun yang
terlahir melalui rahim wanita dengan persalinan normal).
Maka, dapat ditarik kesimpulan
bahwa Shakespeare percaya wanita dapat membawa pria ke pada kejayaan sekaligus
kehancuran karirnya. Karakter wanita (penyihir dan Lady Macbeth) digambarkan
oleh Shakespeare sebagai sosok yang memiliki kemampuan untuk memengaruhi dan
akhirnya menjatuhkan pria dan membawanya kepada kehancuran.
Jika ada pepatah mengatakan "behind
every successful man there is a woman", lain halnya yang
terjadi menimpa Macbeth. Macbeth adalah korban dari ramalan penyihir dan istri yang ambisius. So, behind the destruction
of Macbeth, there are women.
jd tau skr daritadi situ ngapain =p
ReplyDelete