Friday 27 April 2012

"The idea of waiting for something makes it more exciting"
Andy Warhol

Saya rasa Andy benar.
Memang menunggu itu menyebalkan, tapi tidak selamanya, kan?

Apa yang lebih bergairah dari perasaan resah menunggu Pak Pos mengirim surat kelulusan SMA ke rumah? Daripada terburu-buru beli koran untuk tahu kau lulus atau tidak.

Betapa menyenangkannya bersabar di sepanjang jalan menuju rumah untuk memberi tahu Ibu bahwa UAS tadi kau kerjakan dengan lancar, betapa tidak ternilainya perasaan menyampaikan itu dengan langsung bertatap muka dengan beliau. Daripada hanya sekedar tulisan yang kata-katanya disingkat melalui pesan selular.

Betapa menyenangkannya ketidaksabaran menunggu hari untuk bertemu teman lama, untuk sekedar mengobrol apa yang terjadi saat kau tidak bersama, mendengar suaranya, melihat senyum lebarnya, menyadari garis-garis kerut bertambah pada keningnya saat ia mengernyit, dan menghabiskan 15 ribu untuk kopi dan camilan yang tak ada apa-apanya dibanding kehangatan rindu yang lebur karena temu. Tidak sebanding dengan berbincang via aplikasi obrol elektronik dengan pergi ke warnet yang dapat dilakukan kapanpun kita mau.

Betapa menyenangkannya bersabar menempuh puluhan kilometer menggunakan transportasi umum demi bertemu si dia, ia tahu kau akan mendatanginya dan ia menunggu dalam ketidakpastian tentang sudah berangkatkah kau, kapan kau tiba; yang ia tahu hanyalah kepastian bahwa kau akan datang. Dan ketukan yang kau buat pada pintunya, masih membuatnya tidak menyangka itu kau. Dan betapa tidak ternilainya ekspresi terkejut campur bahagia yang terpancar dari parasnya ketika melihat kau.

Kadang hidup mendadak menjadi ultra-cepat, hingga kita menjadi makhluk yang terburu-buru.
Kita jadi cepat bosan karena segalanya juga sudah segala cepat.
Kadang-kadang kita tidak menolerir jeda, karena jeda harus diisi dengan komunikasi yang juga harus ekstra cepat.

Informasi ini dengan cepat disusul informasi itu. Datang, lewat, lupa.
Dan kita sekuat tenaga tidak mau tertinggal.

1 comment: