Friday 22 April 2011

calm down, dadsky..

"Kak, belajar!" Ujar Ayah sambil lalu setelah melihat saya yang dari sore berada di depan komputer, smsan sambil ditemani Ballads of the Cliche.

Tiba-tiba saya merasa de javu.
Kata-kata itu biasanya diucapkan orang tua (orang tua saya) kepada anaknya (saya) tiap sore atau malam hari sebelum esoknya si anak pergi sekolah. Saat itu, belajar berarti mengerjakan PR, memeriksa PR, membaca buku paket (dulu sebutannya seperti itu), dan menghapal, menghapal pelajaran-pelajaran sekolah; rumus, tanggal-tanggal bersejarah, nama orang-orang penting, dsb.
Saya dibesarkan dalam pengertian belajar yang berarti: meningkatkan kualitas diri dalam bidang akademik.

Malam ini, untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun saya meninggalkan bangku sekolah dasar, sekolah menengah, pertama dan atas, ayah mengucapkan kalimat imperatif itu lagi di tahun ketiga saya sebagai mahasiswa.

Malam ini, bagi saya, pengertian 'belajar' sudah tidak sama lagi.

Ingin saya memberi tahu Ayah, bahwa dalam setiap hembusan nafas, dalam setiap sudut yang saya lihat, dalam setiap aksara yang saya baca, dalam setiap suara yang saya dengar, dalam setiap momen yang otak saya rekam, dalam setiap tindakan dan interaksi, dari waktu membuka mata dan bahkan saat bermimpi...


...saya sedang belajar.

-----------------------------------------------------------------------------------------------

[dua puluh dua April . sembilan malam lebih dua puluh empat menit . citra]

No comments:

Post a Comment